Archive for Juni 2015
Puasa Plastik
Emergency!
Darurat!
Sepertinya
tak ada lagi tempat untuk memperoleh makanan yang aman dari zat berbahaya.
Kabar adanya bakso, kikil, tahu, ikan asin dan kolang-kaling yang tercemar
formalin saja sudah bikin deg-degan. Sekarang beras, makanan mahapenting
bagi rakyat Indonesia sudah bercampur plastik! Jangan-jangan di masa depan semua
yang kita makan nanti terbuat dari plastik. Manusia pun tidak terdiri dari
darah dan daging, tapi setengah robot seperti Arnold Schwarzenegger dalam film
Terminator.
Hasil
laboratorium menunjukkan bahwa beras yang dilaporkan oleh seorang ibu dari
Bekasi, Jawa Barat positif mengandung plastik PVC. Jenis plastik ini kuat dan
elastis, digunakan untuk membikin pipa ledeng.
28 Jun 2015
Posted by Yulian Ma'mun
Ramadhan Pertama
Ramadhan Pertama
Ini sahur pertamaku,
Ketika pagi masih teramat buta
Gerlap gumintang saling sahut
Menemani di antara sunyi
Isi ceruk lambung dengan gumpalan berkah
Ini puasa pertamaku,
Menelusuri liku lapar dahaga
Genggam kendali kelima indra
Ini tarawih pertamaku,
O, alangkah syahdu tilawah sang imam
Melafal kalam Penguasa alam
Aku pun di sana
Berada di antara shaf-shaf surgawi
Mengharu malam
Memetik berbaris ampunan dari langit bermalaikat
Menuai rahmat dari sujud ke sujud
Ini Ramadhan pertamaku,
Ditemani desau angin bulan September aku
Mencari secercah petunjuk
Merintis penciptaan diri yang baru
***
Cuaca panas dan kering.
Kemeriahan Ramadhan kota Cairo membuat saya melupakan bahwa saya terasing di sebuah di bagian utara benua Afrika. Di bantaran sungai Nil, semua menyambut dengan suka cita bulan berkah ini.
Suara imam yang syahdu mengudara dari masjid-masjid yang gemerlap. Entah kenapa orang Arab yang biasanya susah diatur dan keras kepala menjadi ramah bukan kepalang. Jutaan kasih sayang memantul di antara dinding apartemen-apartemen berdebu.
Saya yakin, saat itu para malaikat sedang menjinjing rahmat dari istana surgawi.
Puisi ini saya tulis saat saya sedang bergaul dengan teman-teman penggiat sastra. Mungkin saat itu malaikat sedang menepuk jidat saya dengan percikan ilham.
Teman saya Mas Eka Tanjung yang merupakan penyiar radio Indonesia di Amsterdam membacakan puisi ini saat siaran.