- Back to Home »
- akhlak , brand , catatan harian , etika »
- Kacamata Macan
Posted by : Yulian Ma'mun
15 Apr 2015
Selepas menyantap nasi kotak sesudah
pengajian, kami berlima duduk lesehan di lantai ruang pertemuan lantai 4.
Ruangan ini multi fungsi karena juga dipakai sebagai tempat shalat berjamaah.
Serta merta Pak Edi mengeluarkan kotak
kacamata dari sakunya. Sebuah kacamata baca yang sering jadi bahan candaan kami
karena motifnya yang unik. Bingkai kacamata itu bermotif belang macan! Bahkan kotaknya
yang terbuat dari kulit sintetis pun loreng-loreng.
“Motif macan itu seperti bikinan desainer
terkenal lho Pak. Cocok sama selera Ivan Gunawan,” seloroh saya menyebut nama desainer
yang sering nongol di TV itu. Ivan memang terkenal dengan karya-karya fashion
yang eksentrik.
Tawa rekan-rekan yang lain langsung pecah. Sebenarnya
dalam relung hati saya agak kurang enak, menjadikan orang yang lebih tua bahan
kelakar. Untung Pak Edi bukan orang yang mudah tersinggung.
“Saya kan rabun dekat plus 2. Saya beli
kacamata ini karena tidak ada ukuran yang pas di toko itu. Ya sudah saya beli
saja. Murah kok, gak sampai 100 ribu” ujarnya seakan berusaha membela diri.
“Tapi keren juga lho Pak Edi ini, kacamata
nyentrik ini bisa jadi ciri khas Bapak lho. Orang-orang pasti bakalan mudah kenal
sama Pak Edi, si Kacamata Macan. Dalam strategi marketing kan memang orang
perlu keunikan yang bikin dirinya berbeda dan mudah dikenali,” Pak Indra yang
dari tadi berusaha sebisa mungkin menahan tawa, membesarkan hati Pak Edi. “Makanya,
kacamata ini jangan diganti Pak,” sarannya.
Pak Edi tidak lagi berkecil hati.
“Kemarin pas saya survey ke rumah calon
nasabah, ada ibu-ibu yang ngeliatin kacamata ini terus,” tuturnya.
Dalam dunia kerja, keunikan yang dimiliki setiap
individu atau perusahaan akan membantunya maju. Keunikan di sini bukan hanya
dari segi penampilan—seperti kacamata macan tadi—tapi juga karakter, etos
kerja, tingkah laku hingga produk. Setiap orang punya keunikan yang jadi
potensinya masing-masing.
Dalam cakupan yang lebih luas, keunikan ini akan
membentuk personal branding. Personal
branding bisa diartikan persepsi
atau pandangan orang lain terhadap seseorang. Dari sini akan muncul nama baik yang membuat
si empunya dikenal orang banyak. Bagi kalangan profesional dan pengusaha, tentu
ini akan membantunya meningkatkan karir dan bisnis.
***
Manusia yang punya
branding paling baik adalah Rasulullah SAW. Akhlak beliau yang luhur membuat
namanya begitu agung. Sebab branding paling jujur adalah budi pekerti. Tentu
nama baik ini beliau dapat bukan karena pencitraan atau rekayasa publik. Semua
yang beliau lakukan ikhlas karena Allah SWT demi umatnya.
Dan, Pak Edi sepertinya tidak minder lagi
dengan kacamata macannya.