- Back to Home »
- catatan harian , fashion , lifestyle , pria , sejarah »
- Pompadour
Posted by : Yulian Ma'mun
30 Okt 2014
![]() |
Gaya rambut pompadour modern |
Gaya rambut pompadour yang
sempat dipopulerkan mendiang Elvis Presley era 50an kembali jadi tren di
kalangan lelaki, terutama dua tahun belakangan. Tentu ditambah sedikit sentuhan
modern, dengan menipiskan rambut bagian samping kepala. Namun karakternya tetap
seperti dulu; rambut disisir klimis, rapi ke arah samping atau ke belakang.
Penamaan pompadour konon diambil
dari nama seorang selir raja Prancis, Louis XV yang dikenal dengan dandanan dan
rambut jambul glamornya. Hingga pada awal abad ke 20 para pria menggandrungi
gaya rambut ini di seluruh dunia. Kalau tidak percaya cobalah tonton film
bertema perang dunia kedua.
Bagi pria modern, gaya rambut ini
diakui menambah kegagahan mereka. Contoh paling aktual pengguna pompadour adalah
figur selebritas seperti David Beckham, Brad Pitt, Bruno Mars, para pemain
sepakbola Eropa, selebriti tanah air atau bahkan orang-orang di sekitar kita.
Demi memberikan kesan klimis dan
rapi, biasanya penataan gaya ini dibantu oleh minyak rambut dengan daya set
tinggi seperti pomade. Pomade adalah jenis minyak rambut yang membuat
rambut tampak mengkilap, lengket, basah dan licin hingga mudah diatur. Pomade
biasanya terbuat dari minyak kelapa dan lilin (wax) nabati.
Kalau sudah dipakai, dijamin
rambut akan rapi jali selama 24 jam. Karena berbahan dasar minyak, pomade
lengket di rambut. Untuk menghilangkannya secara tuntas, dianjurkan keramas
memakai shampo. Saya pernah ikut mencoba mengoleskan sedikit di rambut saya.
Namun rambut saya yang agak bergelombang tidak cocok ditata dengan pomade. Yah,
Susahnya ingin tampil keren.
Dulu, sewaktu masih punya rambut,
ayah saya gemar memakai pomade bermerek Tancho. Seiring bertambahnya usia,
ayah saya tidak lagi memakainya. Folikel rambut di kepala beliau mulai menyusut
dan tidak dapat memproduksi rambut dengan normal. Maka, tinggallah rambut
beliau di bagian samping dan belakang saja. Sedangkan bagian dahi dan atas
batok kepala, sudah licin.
Kemasan Tancho ini seingat saya, adalah berupa wadah
plastik bundar kecil dengan tutup warna hijau. Labelnya bertuliskan aksara Cina
dengan sebuah tag line yang menjamin mutunya “Pure Vegetable”. Artinya
produk ini terbuat dari sayuran alias minyak nabati. Saat dibuka, penampakan
Tancho berupa gel kental yang memiliki wangi yang khas.
Hal kuno lain yang jadi keren
adalah jambul Tintin pada akhir 98an. Ikon artis Indonesia yang bergaya ini
seingat saya adalah Primus Yustisio dalam sinetron Panji Manusia Millenium.
Kalau ditelusuri, gaya rambut Tintin ini sebenarnya juga termasuk kuno. Tintin
adalah nama tokoh komik karya seniman asal Belgia, Hergé. Sejak terbit pertama kali tahun
1926, Tintin digambarkan sebagai seorang wartawan muda berambut pendek
dengan jambul yang mencuat lengkung ke depan.
***
Waktu baru pulang dari kuliah di
luar negeri tahun 2011, salah seorang sepupu saya yang masih ABG mengejek cara
saya berpakaian.
“Kenapa sih abang pakai celana
jeans gombrong kayak gitu. Aneh banget tau! Kalau mau keren pakai celana pensil
kayak gini dong! Ayo saya temenin beli ke mall…! Tapi nanti traktir nonton
bioskop ya hehehe… ”
Sambil tertawa, saya ikuti saja
ajakannya membeli celana yang lagi ngetren itu. Toh, celana model ini lazim
dipakai anak muda usia 25 tahun ke bawah. Waktu itu saya masih berumur 24
tahun, jadi masih layak lah secara kategori umur.
Celana pensil (bahasa Inggrisnya skinny
atau slim-fit pants) adalah celana berbahan jeans atau kain
sejenis yang elastis, dengan ukuran yang ngepas di bagian pinggul lalu semakin
mengecil di bagian paha ke bawah. Kadangkala celana ini menggantung di atas
mata kaki.
Padahal jika ditilik sejarahnya,
celana sempit yang menyiksa “onderdil pria” itu adalah pakaian wajib
band metal tahun 80an. Waktu itu band hard-rock seperti Metallica,
Anthrax atau Megadeth mengenakan celana jeans ketat berwarna biru yang agak luntur.
Ah, cobalah tonton film-film kerajaan Eropa abad pertengahan. Di sana para
bangsawan / ksatria juga memakai celana ketat yang mirip-mirip celana pensil
atau legging kata orang sekarang!
***
“Sejarah mungkin berulang…”,
kata New Boys, band rock asal Malaysia dalam salah satu lagunya. Semua yang
terjadi di masa lampau tidak tertutup kemungkinan akan terjadi lagi di masa
yang akan datang. Contoh kecilnya adalah model rambut pria dan celana jeans
tadi. Saya yakin, suatu saat era keemasan rambut pompadour dan celana pensil
akan berakhir. Entah apa yang akan jadi tren gaya hidup nantinya. Makanya,
simpan saja koleksi pakaian jadul anda. Siapa tahu nanti jadi kembali hit. Apalagi
orang dewasa ini sesuatu yang berbau retro atau vintage banyak
diburu. Padahal dua kata ini artinya sama saja; kuno.
Jangan terburu-buru menyebut apa
yang dikenakan orang lain itu kuno, kolot atau ketinggalan zaman. Siapa tahu
nanti justru kita yang akan mengenakannya suatu saat kelak.
Lihat saja dulu orang begitu takut
akan jenggot—terutama di Amerika dan Eropa. Orang yang mempunyai jenggot tebal
dianggap teroris, apalagi pasca tragedi 11 September 2001 di New York. Waktu
itu, tidak sedikit kejadian salah tangkap hanya gara-gara jenggot.
God sees the truth but waits.
Tuhan akan membalas setiap ketidakadilan, meski tidak segera. Dan nyatanya,
memelihara jenggot lebat dan cambang sekarang malah disukai para pesohor Barat.
Pas perhelatan Piala Dunia 2014 lalu, penjaga gawang kesebelasan Amerika
Serikat, Tim Howard tampil botak dan menyuburkan jenggot dan berewok. Persis orang
Taliban dan militan Chechnya yang dulu mereka anggap teroris!
![]() |
Tim Howard beraksi di Piala Dunia |